Sebuah hasil penelitian yang dilakukan oleh Canalys App Interrogator
mengungkapkan bahwa meski Android banyak digunakan di berbagai perangkat
mobile, namun ekosistem berbasis robot hijau itu belum mencapai potensinya.
Oleh karenanya, Google dirasa perlu mendorong lebih banyak lagi pengembang aplikasi untuk berinvestasi guna menghasilkan aplikasi tablet Android yang berkualitas tinggi. Sehingga, dapat menghindari kekecewaan konsumen khususnya dalam jangka pendek.
“Cukup sederhana, membangun pengalaman aplikasi berkualitas tinggi untuk tablet Android sejauh ini belum menjadi prioritas utama bagi banyak pengembang saat ini,” jelas analis senior dari Canalys Tim Shepherd.
Menurut penelitian mereka, justru ini yang dibutuhkan Android jika ingin menyaingi iOS. Sebab, ada lebih dari 375 ribu aplikasi di Apple Store yang dirancang untuk khusus untuk tabletnya yaitu iPad.
Kurangnya Ketersediaan
Berdasarkan peringkat harian agregat pada semester pertama di tahun ini, dari 50 aplikasi terlaris iPad baik yang berbayar maupun gratis di App Store rupanya sebesar 30 persen diantaranya tidak tersedia di Google Play.
Jelas ini menjadi salah satu kekurangan utama bagi ekosistem Android karena aplikasi memiliki peranan yang sangat besar. Terlebih lagi, menurut Canalys sebanyak 52 persen aplikasi di toko aplikasi milik robot hijau sedikit yang dioptimalkan untuk penggunaannya bagi tablet.
“Sementara Android lebih banyak menyajikan aplikasi gratis ketimbang berbayar seperti di iOS, tetapi kehadiran iklan rupanya seringkali membuat pengguna terganggu. Jika terus demikian, tidak menutup kemungkinkan bila tingkat kepuasannya akan semakin menurun dari waktu ke waktu,” kata analis Canalys Daniel Matte.
Sistem Keamanan Lemah
Selama beberapa tahun terakhir banyak pihak yang memfokuskan perhatiannya terhadap kelemahan sistem keamanan yang melekat di Android, terutama dengan banyaknya aplikasi gratis beriklan secara bebas.
Padahal, sangat penting bagi Google untuk mendapatkan kepercayaan pengguna dan meyakinkan mereka untuk tidak ‘pelit’ meletakkan informasi penting agar pengembang terdorong untuk meningkatkan potensi pendapatan raksasa mesin pencari tersebut.
“Tingginya kesediaan konsumen untuk memasukkan informasi penting tentangnya akan meningkatkan potensi monetisasi (mengubah) pengembang dan membantu untuk mengurangi ketergantungan mereka terhadap iklan di aplikasi. Sehingga, akan menghasilkan peningkatan kualitas aplikasi dari waktu ke waktu,” lanjut Matte.
Dengan ketersediaan aplikasi berbayar, diharapkan dapat semakin meningkatkan pertumbuhan pangsa pasar Android. Sebuah laporan dari penelitian yang dilakukan oleh firma IDC mengatakan, pangsa pasar sistem operasi robot hijau itu mengalami peningkatan pada kuartal kedua tahun ini.
Sementara, Apple justru mengalami penurunan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hingga kini, dilaporkan Android terus mempertahankan poisisi kepemimpinannya berkat smartphone Galaxy S4 andalan Samsung.
Oleh karenanya, Google dirasa perlu mendorong lebih banyak lagi pengembang aplikasi untuk berinvestasi guna menghasilkan aplikasi tablet Android yang berkualitas tinggi. Sehingga, dapat menghindari kekecewaan konsumen khususnya dalam jangka pendek.
“Cukup sederhana, membangun pengalaman aplikasi berkualitas tinggi untuk tablet Android sejauh ini belum menjadi prioritas utama bagi banyak pengembang saat ini,” jelas analis senior dari Canalys Tim Shepherd.
Menurut penelitian mereka, justru ini yang dibutuhkan Android jika ingin menyaingi iOS. Sebab, ada lebih dari 375 ribu aplikasi di Apple Store yang dirancang untuk khusus untuk tabletnya yaitu iPad.
Kurangnya Ketersediaan
Berdasarkan peringkat harian agregat pada semester pertama di tahun ini, dari 50 aplikasi terlaris iPad baik yang berbayar maupun gratis di App Store rupanya sebesar 30 persen diantaranya tidak tersedia di Google Play.
Jelas ini menjadi salah satu kekurangan utama bagi ekosistem Android karena aplikasi memiliki peranan yang sangat besar. Terlebih lagi, menurut Canalys sebanyak 52 persen aplikasi di toko aplikasi milik robot hijau sedikit yang dioptimalkan untuk penggunaannya bagi tablet.
“Sementara Android lebih banyak menyajikan aplikasi gratis ketimbang berbayar seperti di iOS, tetapi kehadiran iklan rupanya seringkali membuat pengguna terganggu. Jika terus demikian, tidak menutup kemungkinkan bila tingkat kepuasannya akan semakin menurun dari waktu ke waktu,” kata analis Canalys Daniel Matte.
Sistem Keamanan Lemah
Selama beberapa tahun terakhir banyak pihak yang memfokuskan perhatiannya terhadap kelemahan sistem keamanan yang melekat di Android, terutama dengan banyaknya aplikasi gratis beriklan secara bebas.
Padahal, sangat penting bagi Google untuk mendapatkan kepercayaan pengguna dan meyakinkan mereka untuk tidak ‘pelit’ meletakkan informasi penting agar pengembang terdorong untuk meningkatkan potensi pendapatan raksasa mesin pencari tersebut.
“Tingginya kesediaan konsumen untuk memasukkan informasi penting tentangnya akan meningkatkan potensi monetisasi (mengubah) pengembang dan membantu untuk mengurangi ketergantungan mereka terhadap iklan di aplikasi. Sehingga, akan menghasilkan peningkatan kualitas aplikasi dari waktu ke waktu,” lanjut Matte.
Dengan ketersediaan aplikasi berbayar, diharapkan dapat semakin meningkatkan pertumbuhan pangsa pasar Android. Sebuah laporan dari penelitian yang dilakukan oleh firma IDC mengatakan, pangsa pasar sistem operasi robot hijau itu mengalami peningkatan pada kuartal kedua tahun ini.
Sementara, Apple justru mengalami penurunan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hingga kini, dilaporkan Android terus mempertahankan poisisi kepemimpinannya berkat smartphone Galaxy S4 andalan Samsung.
Source : http://techno.okezone.com/read/2013/08/20/325/852472/aplikasi-android-masih-banyak-kekurangan-dibanding-ios
0 komentar:
Posting Komentar